Halaman

Selasa, 29 Juni 2010

Yaoi Renji Byakuya


Hola! Aku kepingin banget cerita soal yaoi.
Oke! Bagi yang belum tahu Yaoi, yaoi itu mirip-mirip kayak homo.
Yang satu sebagai seme (pihak pemberi alias cowoknya) dan yang satu lagi sebagai uke (pihak penerima alias ceweknya).
Biasanya kalo yang jadi seme itu cowok yang kuat, badannya tinggi besar, atau dewasa.
Sedangkan yang jadi uke itu biasanya cowok yang badannya kecil, kurus, atau kekanak-kanakan.

Kalo Yuri, itu beda lagi. Yuri itu seperti lesbian.
Sama seperti Yaoi. Tapi aku gak begitu tahu tentang Yuri, soalnya aku gak suka Yuri.

Gak tahu kenapa, aku yang tadinya masih polos dan lugu ini tiba-tiba aja tahu Yaoi?! OMG!
Aku awalnya gak suka yaoi tiba-tiba jadi menyukai yaoi?! Tidaaaakkkk..... *Digeplak lima pangeran*

Yaoi yang sedang aku cari adalah Pairing Renji Byakuya
Agak parah ya? Ada lagi yang lebih parah! Dan aku gak bakal mau lihat itu lagi! Aku kan masih waras..... :P

Ada lagi pairing Ichigo dan Hitsugaya

Aku juga gak tau bagaimana bisa tertular virus itu, tapi aku mendapatkannya dari 4896 Nikazemaru. Liat aja di blog saya. aku suka ngikutin blognya dia.
Kalo nggak, cari aja di fanfiction. Soalnya dia senang bikin cerita humor tentang bleach disana.

Balik lagi ke yaoi, sebenarnya aku hanya suka pairing bleach Renji dan Byakuya. Aku lebih setuju kalo yang jadi semenya renji, ukenya Byakuya.
Alasannya? Karena menurut aku Renji kurang cocok jadi uke. Itu aja.
Meski Byakuya cocok jadi seme, tapi tingginya Byakuya kalah sama Renji.
Lagian juga beratan Renji kemana-mana. Ntar gimana Byakuya gendong si Renji?!(bingung-bingung deh!)

Kalo yaoi Ichigo dan Hitsugaya aku lumayan suka.
Semenya Ichigo, ukenya Hitsugaya (yang ini pasti pada setuju semua....)
Soalnya badannya Ichigo lebih besar dibanding Hitsugaya.

Yang pasti, aku harus menyelamatkan diriku dari gorokan anti yaoi!
Bye! See you! *lari-lari menghindar dari anti yaoi*





Byakuya Kuchiki is the best!




Ohayou!
Sekarang aku pingin banget ngobrolin saudara aku yang bernama Byakuya Kuchiki.
OMG! He is so handsome!


Pastinya semua tahu kalau Byakuya adalah salah satu kapten dari gotei 13. Dia itu kapten dari divisi 6. Wakilnya Renji Abarai. Punya zanpakutou bernama Senbonzakura. Bankainya Senbonzakura Kageyoshi.
Byakuya itu orangnya dingin, taat terhadap hukum, dan tenang. Sifat tenangnya terlihat saat ia bertarung.

Satu lagi, dia itu cowok paling ganteng di Seireitei (bener gak tulisannya?), Toushirou Hitsugaya yang kedua.

Awal cerita di Bleach, Byakuya bersama Renji datang ke real world untuk menjemput Rukia Kuchiki-adik angkat Byakuya. Tapi mereka berdua dihalangi oleh Ishida dan Ichigo. Ishida dikalahkan oleh Renji. Nah! Renji bertarung dengan Ichigo. Ini bagian yang agak aneh (menurutku), tiba-tiba aja Byakuya langsung memotong Zangetsunya Ichigo.

Walaupun Ichigo bisa mengalahkan Renji, tetapi dia tidak bisa mencegah Rukia untuk ikut bersama Byakuya dan Renji.


Lanjut di Soul Society.
Renji akhirnya tahu Rukia mau dieksekusi, langsung pergi untuk menyelamatkan sahabatnya. Namun, Renji di cegat oleh kaptennya. Walaupun Renji sudah mengeluarkan bankainya, tetap saja tidak bisa mengalahkan Byakuya.

Banyak pembaca yang mengira bahwa Byakuya itu kejam, jahat, dsb. padahal mereka tidak tahu bahwa Byakuya juga mengalami tekanan batin. (nanti aku jelaskan di bawah)
Dan saat Ichigo bertemu dengan Rukia pada waktu ia dieksekusi, Ia langsung bertarung dengan Byakuya. Pada saat bertarung, Ichigo menanyakan alasan Byakuya membiarkan adiknya dieksekusi. Byakuya hanya menjawab, "Saya akan beritahu jika kau bisa mengalahkanku."

Dan... Ichigo pun menang. Byakuya yang kalah (karena senbonzakuranya lenyap menjadi ribuan kelopak sakura), menjawab, ".....yang bersalah harus dihukum. Kami dari bangsawan tertinggi, jika bukan kami yang menaati hukum, siapa lagi?" (gomen kalau salah)
Ichigo membalasnya, "Jika aku jadi kau.... aku akan melanggarnya." Mendengar pernyataan Ichigo, Byakuya langsung teringat akan Kaien Shiba-wakil kapten divisi 13 yang sudah meninggal dunia. Itu karena semangat Ichigo mirip dengan Kaien.

Lanjut saat Aizen Sousuke-kapten divisi 5-, Gin, dan Tousen mengepung Renji dan Rukia.
Renji yang saat itu kewalahan, dibantu oleh Ichigo. Tapi perlawanan keduanya tidak berpengaruh bagi Aizen.

Pada saat pedang Gin Ichimaru bersiap menusuk Rukia, tiba-tiba saja Byakuya datang dan melindungi Rukia. (Nah! Yang bilang Byakuya jahat pasti terkejut!) Byakuya sampai sekarat (karena terlalu banyak luka ditubuhnya) dan pingsan di pelukan Rukia.

Lanjut ke pengakuan Byakuya.
Saat diobati oleh Unohana Retsu-kapten divisi 4, Byakuya membuat pengakuan kepada Rukia bahwa Rukia adalah adik dari istrinya yang sudah meninggal, Hisana.

50 tahun yang lalu, Byakuya bersedih karena Hisana meninggal. sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hisana menyampaikan pesan kepada Byakuya agar mencari adiknya yang bernama Rukia-yang ia tinggalkan di inuzuru. Ia juga menyampaikan bahwa Byakuya mengangkat adiknya dan jangan mengatakan bahwa Hisana adalah kakaknya.

Sebenarnya saat Rukia dieksekusi, Byakuya sudah melanggar janji dua kali. Pertama, menikahi Hisana yang bukan berasal dari golongan bangsawan. Kedua, mengangkat Rukia sebagai anggota keluarganya. Byakuya akhirnya berjanji didepan pusara orang tuanya bahwa ini terakhir kalinya ia melanggar janji.

Tuh... berat kan tekanan batinnya! Dilema yang dihadapi Byakuya apakah ia harus melanggar janji kepada orang tuanya, atau melanggar janji kepada istrinya?
Jawabannya, (pasti sudah pada tahu kan?) Byakuya memilih menepati janji Hisana karena cintanya yang tulus kepada Hisana.

Hmmm, masih ada lagi!
Ini tentang kebiasaan dan kesukaan Byakuya. Byakuya itu suka makanan pedas dan bunga lonceng China (cherry blossom). dia juga suka jalan-jalan di malam hari.

Soal penampilan, sudah pasti Byakuya memakai hakama, haori (karena dia kapten), syal sutra, dan kenseikan yang menghiasi rambutnya. Kenseikan ini merupakan lambang dari keluarga Kuchiki.


Oke! Sebagai penutup, aku akan memberikan data-data tentang Byakuya.

Nama : Byakuya Kuchiki
Tanggal lahir : 31 Januari
Tinggi badan : 180 cm
Berat badan : 64 kg
Jabatan : Kapten divisi 6
Umur : Diperkirakan 242 tahun (atau 24 tahun di real world)
Status : Duda
Keluarga : Rukia Kuchiki (adik), Koga Kuchiki (aku gak tau karena tidak dijelaskan), Ginrei Kuchiki (kakek), Hisana Kuchiki (istri)

Ini dia! Gambar-gambar mengenai Byakuya Kuchiki

Byakuya saat remaja





Senbonzakura



Senbonzakura Kageyoshi

Senbonzakura Kageyoshi : Senkei


Senbonzakura Kageyoshi : Shuukei, Hakureiken


Berikutnya, aku akan posting profil Hitsugaya!

Gomen kalo ada yang salah.
Tak ada manusia yang terlahir sempurna.... (nyanyi lagu D'Masiv)

Sayonara!

Jumat, 25 Juni 2010

Gambar Lima Pangeran Nih....

Eka : Horeee......
Hanif : Ada apa, ka?
Eka : Akhirnya!! kesempatan gue posting gambar elo berlima terjadi juga!! khe33x!
Lima pangeran : (Sweat drop) .....

Yap! ini dia gambar-gambarnya!


Dari Kiri ke kanan : Hanif, Brilliant, Ganevo, Ferynz, dan Vero



Dari kiri ke kanan : Ganevo, Ferynz, dan Vero


Dari kiri ke kanan : Hanif dan Brilliant

Lima Pangeran : Kenapa gambar kita jadi begini?!!
Eka : Emang kenapa?
Hanif : Tampang gue jadi bi-shounen..... T_T
Ferynz : (mengernyit) Rambutnya kurang bagus....
Brilliant : Kenapa tampang gue seperti orang bodoh? (tetep stay cool)
Ganevo : (ngamuk2) Tampang gue jelek banget!!
Vero : Ini gue?!! OMG! kayak anak-anak! (nangis guling2)
Eka : Jangan protes! Udah tau kalo gue gak bisa gambar..... :p
Lima Pangeran : JUSTRU KARENA ELO GAK BISA GAMBAR!!!

Hening sejenak.....

Hanif : Ya sudahlah.... Maaf ya, Eka sedang belajar menggambar karakter. jadi harap maklum kalau gambarnya agak aneh.....
Ferynz : Kalau misalnya Eka udah jago gambar, dia bakal ganti gambarnya kok!
Brilliant : paling tidak sebulan dua bulan Eka sudah jago.... kalau latihan setiap hari....
Ganevo : Meskipun wajah gue digambar jelek sama Eka, gue bersyukur. Setidaknya gue gak digambar bi-shounen.....
Eka : Tampang kayak elo gak cocok buat jadi bi-shounen.....
Ganevo : Gue tau....
Vero : Semoga nanti Eka gambar gue lebih ganteng, lebih tinggi, lebih dewasa pastinya.....
Eka : Gak bakal, Ro!! Elo emang takdirnya tetep pendek kayak gitu..... tetep 157 cm.
Vero : Huweee.... (nangis guling-guling)

Eka : Oke, biarkan saja yang dibelakang guling-guling.....
Empat pangeran (tanpa Vero) : Sayonara!!

Rabu, 23 Juni 2010

Bola Vs C.I.N.T.A

Piala dunia sedang berlangsung!

Eka : Yessss!!! Yessss!!! Argentina maju ke babak selanjutnya!!! ^-^
Ferynz : Ah! Inggris, Menanglah!
Brilliant : Oke, dugaanku salah! Brazil tidak masuk ke 16 besar. (stei kul)
Ganevo : Huweee..... Jerman payah! (nangis guling2) gue dukung Serbia aja deh!
Vero : Prancis..... masa sama skornya sama Nigeria.... kagak masuk 16 besar nih kayaknya.... huwee... (ikut nangis guling-guling sama Ganevo)
Hanif : gue nggak ngerti bola.... T-T

Oke, lanjut lagi ke judul, tadi kan aku sempat bilang tentang cinta. cinta itu..... C.I.N.T.A.
Pembaca Blog : Ya iyalah, bego!!

Oke, sekarang serius. pernahkah kalian merasa sedih karena cinta?
Kalau kalian jawab ya, kayaknya sama juga kayak aku. kayaknya tiap kali aku kenalan sama cowok dan suka dengan cowok itu, aku seperti ungkapan 'cinta bertepuk sebelah tangan.' yang artinya.... tepuk tangan bukan pake telapak tangan tapi pake punggung tangan.
Pembaca blog : Dasar..... sedih - sedih masih bisa bercanda.

Kayaknya aku emang belum diizinin punya pasangan hidup sekarang....
Lima pangeran ; Ya iyalah! Elo kan masih 17 tahun!!

Soalnya Bokap + Nyokap aku belum ngizinin buat punya pacar nih! taku kena pergaulan bebas.... Untung aku dibekali ilmu agama yang cukup.
Pembaca Blog : Dasar ndeso! kenapa gak backstreet aja?
Eka :kalo ketahuan pacaran, bisa diusir gue..... takut kualat ma ortu.....

Yah.... ada juga yang merasa kalau cinta itu bikin hati melayang sampai surga, tapi kalau udah putus kayak di neraka. (hiperbola mode :on!)
Yah... saran aku, kalau masih sekolah dan belum punya penghasilan, jangan pacaran dulu deh! Banyakin teman dan sahabat! Mendingan waktu yang digunain buat pacaran dipake buat kegiatan positif kayak.... nulis blog!
Lima Pangeran : Dasar gak kreatif!

Lebih baik kita berteman.... kita berteman saja.... teman tapi teman.....
Lima pangeran + Pembaca blog : teman tapi mesra, bodoh!
Eka : emang sengaja! aku gak mau pake mesra-mesraan!
Lima pangeran + Pembaca blog : kirain....

Oke, kita tutup saja pembicaraan yang gak penting ini. tapi yang jelas, jika kalian sedang ada masalah dengan cinta, curhat sama yang diatas, kalo gak bisa, ya.... sama teman yang bisa dipercaya (mulai gak nyambung)

oke, semua! konban wa!

Rabu, 09 Juni 2010

Curhatan eka + lima pangeran

Eka : Kya!!!
Ferynz : Ada apa, Ka?
Eka : gue udah gak sabar! gue akhirnya bisa menggambar lima pangeran juga! akhirnya!!! (lebai mode :on!)
5 Pangeran :(sweat drop)
Hanif : ya, udah. diposting aja sekarang!
Eka : gak bisa sekarang, Nif.... (muka melas)
Hanif : kenapa?
Eka : Soalnya Vero belum aku gambar... aku nggak tau ngegambarinnya kayak apa...
Vero : Hue.... Eka jahat banget!! (nangis guling-guling)
Ganevo : ya udah! tinggal tampilin aja apa susahnya sih? lagian... biarin aja si Vero sendirian gak digambar! bilang aja nyusul....
Vero : kak Ganevo jahat! (mukul-mukul punggung Ganevo)
Ganevo : Oke, tadi cuma bercanda, dik Vero...... (meluk Vero)
Eka : lo berdua bikin gue ngiri deh! gue jadi pingin punya kakak cowok!! hiks! (nangis guling-guling)
Ferynz,Brilliant,Hanif : (sweat drop)
Brilliant : Eka, tadi katanya mau posting sesuatu, kan?
Eka : oh iya! sebagai ganti karena gambar lima pangerannya gak bisa diposting sekarang, aku ngasih gambar mas aku yang paling ganteng sedunia! Byakuya Kuchiki! plus papi angkat aku, Juushirou Ukitake!

Gimana?Mirip gak? soalnya baru belajar gambar anime, nih....


Byakuya Kuchiki




Juushirou Ukitake


Tar nyusul sama gambar Hitsugaya + Lima pangeran.
Soo.... please wait!

Arigatou... Eka Kuchiki pamit dulu....
5 pangeran : see you next time!

Sabtu, 05 Juni 2010

Buku Negeri Lima Menara Bagus Banget!

Aku baru saja selesai membaca Buku Negeri Lima Menara. Buku itu bagus banget! Wajib dibaca! (promosi buku mode on…)

Ceritanya tentang seorang anak laki-laki bernama Alif. Ia harus melanjutkan pendidikannya di Pondok Madani (PM) setelah lulus SMP. Ia sebenarnya masuk ke PM karena Ibunya menginginkan ia menjadi seperti Buya Hamka.

Ternyata, di PM Alif bertemu dengan Ustad-ustad yang luar biasa, bertemu dengan Baso, Raja, Said, Dulmajid, dan Atang, dan belajar dengan menggunakan bahasa arab dan Inggris. Selanjutnya, baca sendiri bukunya.

Cerita ini juga mneginspirasikan kita bahwa jika kita ingin sukses, kita harus berusaha. Man Jadda Wajada!

Baca ya… baca ya… (nodongin Painful Rush) *lho? Ini kan bukan Five Prince!*

Harusnya A. Fuadi ngasih aku komisi nih kalau promosi bukunya… (laugh evil)

Oh iya! Buku ini terdiri dari tiga buku (Trilogi). Dan katanya, Negeri Lima Menara bakal di filmkan! Yey!

Sayonara…. Nanti ketemu lagi dengan cerita baru saya….

Ohayou!

Kali ini saya postingkan cerita lima pangeran di sini.

Comment please…

AURA NEGATIF

Di dalam pikiran Elena, telah terjadi pertarungan yang hebat. Langit menjadi gelap. Aura jahat mengelilingi tempat itu. Hanif berlari ke tempat itu. Ia berharap dirinya tak terlambat. Kemudian ia mencium bau darah. Fisaratnya mengatakan ada hal buruk yang terjadi.

Seandainya aku tidak pergi untuk mengecek spiritual Elena… Pikiran Hanif masih dihantui perasaan bersalah, Mungkin salah satu dari kami tidak ada yang terluka.


Di depan matanya, terdapat tiga pangeran yang tak sadarkan diri. Ia berlari menghampiri ketiga pangeran itu.

"Brilliant! Ganevo! Vero! Apa yang terjadi dengan kalian?" Hanif mengguncang-guncangkan tubuh sahabatnya. Tak ada respon dari mereka bertiga.

"Aku terlambat," gumamnya. "Ada seseorang yang telah melukai sahabat-sahabatku."

Hanif menghela nafas panjang. Ia menatapi ketiga wajah ketiga pangeran satu persatu.


Aku harus cepat mengobati mereka. Batinnya.


Hanif mencoba mengobati sahabatnya dengan kekuatan elemen cahayanya. Dan setelah selesai mengobati mereka bertiga, Brilliant mulai bergerak sedikit demi sedikit, meskipun masih lemah.

"Syukurlah, kau sudah sadar…" Hanif menatap Brillliant yang bangun dari pingsannya.

"Hanif? Kamu datang sendiri?" Brilliant terkejut melihat Hanif. Hanif mengangguk.

"Sebenarnya, apa yang terjadi dengan kalian?"

"Itu karena…."

"Karena Qorin. Kami telah bertarung dengannya." Ganevo memotong perkataan Brilliant. Hanif mencoba mengingat-ingat siapa Qorin.

"Qorin?"

Brilliant mengangguk. "Dia adalah sifat negatif Elena yang terbentuk dari pola pikirnya."

Sementara Vero bangun dengan lemah. Sesaat ia melihat teman-temannya dengan wajah bingung.

"Aduh… dimana aku? Kok langitnya jadi gelap?" kata Vero sambil memegang kepalanya.

"Kamu tidak apa-apa, Ro?" Tanya Hanif cemas. Vero menggeleng.

"Dari tadi aku tidak melihat Ferynz. Apa kalian bersama dengan Ferynz?" Tanya Hanif. Brilliant hanya mengangkat bahu. Ganevo dan Vero menggeleng.

"Aku pikir dia bersamamu. Sayangnya, alat detektorku mendadak error. Aku tidak bisa mengetahui dimana keberadaan Ferynz." Jawab Brilliant.

Hanif menggeleng. "Aku juga tidak tahu dimana keberadaan Ferynz. Jadi, dia belum selesai mengecek keadaan emosional Elena." Hanif menatap lekat ketiga pangeran. "Bagaimana kalian bisa tak sadarkan diri?"

Brilliant menghela nafas,"Ceritanya panjang."


****

3 JAM YANG LALU


Brilliant, Vero dan Ganevo mencari dimana Ferynz dan Hanif. Langit mulai gelap. Brilliant mengutak-atik alat detektornya yang tiba-tiba hang.

"Brili, Apa alat detektormu sudah tidak error lagi?" Tanya Ganevo.

"Masih error, Vo. Sepertinya ada aura jahat yang merusak sistem kerja alat detektor ini."Jawab Brilliant.


Vero mulai mengeluh, "Brili, kalau kita mencari dengan cara seperti ini akan memakan waktu lama!"

Ganevo menyikut Vero, "Bersabarlah!"

Brilliant masih mengutak-atik alatnya, "Aku tidak tahu bagaimana menetralisir aura jahatnya. Aura jahat ini semakin lama semakin kuat."

"Tunggu!" Ganevo berhenti berjalan. "Sepertinya itu…."

"Qorin!" seru ketiganya.

Benar saja. Dihadapan mereka, Qorin sedang mencoba memberikan sugesti negatif kepada Elena. Ganevo menyerang Qorin dari belakang. Qorin menghentikan ritualnya dan menangkis pedang Ganevo. Ia melihat Ganevo berdiri tegak dengan memegang pedangnya..

"Jadi kau yang menggagalkan aku melakukan ritual ini!?" seru Qorin.

"Benar. Kami yang telah menyerangmu!" Jawab Ganevo. Apa yang ingin kamu lakukan terhadap Elena?!"

"Kalian tidak perlu tahu!" Seru Qorin. Mata merahnya tampak sangat menyeramkan.

"Aku tahu kalau kau memberikan sugesti negatif ke Elena. Sugesti itu kau berikan ke Elena karena Elena baru saja disakiti temannya. " Brilliant berjalan mendekati Qorin, tetapi tangan Ganevo menghalangi Brilliant.

"Biar aku yang bereskan dia." Kata Ganevo pelan.

Qorin tersenyum licik. "Kau benar. Aku sengaja membuat Elena benci ketemannya. Dan secara perlahan tapi pasti akan menghancurkan psikologi Elena karena perbuatan buruknya,"

"Kau jahat!" Vero menunjukkan wajah marahnya. "Kau telah menyeretnya ke dalam jurang kehinaan!"

"Kalian ini benar-benar bodoh!" ujar Qorin.

"Bodoh? Kalau Elena bisa memakai pikiran positif, berarti secara tidak langsung menunjukkan kalau ia pintar!" Brilliant tetap tenang walau tangannya gemetar menahan amarah.


"Jadi, kalian ingin bertarung denganku?" Tanya Qorin. Ia tersenyum seperti sedang merencanakan sesuatu. Ketiga pangeran hanya menatap Qorin seakan mereka siap untuk melumatnya. Qorin mengangguk, ia mengerti maksud mereka bertiga.

"Tiga lawan satu…. Bagus sekali…"

"Tidak," Ganevo berjalan mendekati Qorin. "Kau harus menghadapiku terlebih dahulu."

Qorin menatap Ganevo tajam. "Baik, aku mulai dari kau dulu," Kemudian ia melirik Brilliant dan Vero, "....Kemudian kalian berdua!"


Ganevo menerjang maju kearah Qorin yang juga menerjang maju kearahnya. Sesaat terjadi ledakan karena benturan dari pedang mereka.

"Fire blast!" teriak Ganevo. Api keluar dari Painful Rush. Dengan gerakan cepat, Ganevo menebas badan Qorin dengan pedang itu. Akan tetapi, Ganevo terkejut melihat Qorin tetap berdiri tegak setelah badannya tersayat oleh pedang Ganevo.

"Boleh juga, bocah.." Qorin memutar pedangnya. "Tapi itu belum seberapa…"

"Dust halley!" Seketika itu, kabut hitam menyelimuti Ganevo sehingga ia tak bisa melihat keberadaan Qorin. Qorin menggunakan kesempatan itu untuk menebas Ganevo berkali-kali.

Setelah kabut itu menghilang, Brilliant dan Vero melihat Ganevo yang berdiri tegak, tetapi badannya penuh luka. Vero maju dan mengeluarkan panahnya, tetapi Ganevo menggeleng kearah Vero.

"Jangan sekarang, aku belum kalah!"

"Tapi, Vo…"

Ganevo tetap menggelengkan kepalanya. Lalu, Brilliant menarik mundur Vero.

Pertarungan dilanjutkan. Ganevo menerjang maju kearah Qorin. Begitu juga Qorin.

"Stream Rush!" Dengan seketika, keluar api yang mengelilingi disekitar Qorin. Ganevo mengarahkan pedang kearah Qorin, tiba-tiba Qorin menghilang.

"Apa?! Hilang?!"

Ketika rasa terkejutnya belum hilang, tiba-tiba Qorin muncul dibelakang Ganevo

dan menusuk punggung Ganevo. Darah segar berjatuhan ke tanah. Ganevo lansung jatuh tersungkur ke tanah.

"Kau ini lamban," Qorin tersenyum kearah Vero dan Brilliant yang berlari mendekati Ganevo.


"Ganevo!" Vero mengguncangkan tubuh Ganevo. Tapi usahanya sia-sia.

"Vero! Cepat berdiri!" Brilliant menarik tangan Vero. Vero berdiri dengan tatapan masih tertuju pada Ganevo.

"Sekarang tinggal kalian berdua," Qorin tersenyum licik. Dan tanpa basa-basi, Qorin menyerang Vero dan Brilliant.

Brilliant mengendalikan elemen tanah dengan Aurora Crush di darat, sedangkan Vero menyerang di udara. Strategi itu nampaknya membuat Qorin sedikit kewalahan. Ditambah dengan luka yang dibuat oleh Ganevo membuat gerakannya tidak segesit saat melawan Ganevo.


"Rock stream!" Brilliant mengarahkan serangan batu-batu tajam kearah Qorin secara cepat. Ternyata Qorin lebih gesit dari perkiraan Brilliant, ia menghindar serangan secara cepat.

"Stone crash!" Qorin menghentakkan tanah dan mengarahkan batu-batu yang besar dengan cepat ke Brilliant.

"Mount wall!" tembok tanah muncul dari segala arah untuk melindungi Brilliant dari serangan Qorin. Namun, kekuatannya lebih cepat, sehingga serangan menembus tembok tanah itu.

ZRASH!!

Dengan gerakan yang cepat, batu-batu itu menghantam tubuh Brilliant. Darah mengalir deras dari tubuh Brilliant. Kemudian, ia jatuh tak sadarkan diri.

"Brili!" jerit Vero tertahan. Qorin yang melihatnya tertawa keras. Tawanya yang menggema memekakkan telinga Vero.

"Sekarang giliran kamu." Sekarang Vero semakin bingung. Ia tidak yakin bisa melawan Qorin. Apalagi senjatanya adalah arrow spin, sejenis panah.

Qorin bersiap mengeluarkan kekuatan andalannya.

"Dust Halley!" Dalam sekejap, pandangan Vero terhalang oleh kabut hitam.

"Tornado!" Vero menembus kabut hitam tersebut sebelum Qorin menghabisinya.

Qorin tersenyum sinis kearah Vero."Ternyata kau gesit juga."

Vero mengumpulkan angin di gengaman tangan kirinya dan menarik busur panahnya.

"Wind arrow!" Puluhan panah mengarah ke Qorin dan siap menusuknya.

BUMM!!

Puluhan panah tersebut menembus tembok tanah! Ternyata Qorin melindungi dirinya dengan tembok tanah.

Ternyata salah satu panah Vero menancap di lengan kanan Qorin. Ia mencabut panah itu. darah mengalir dari lengannya.

"Kurang ajar kau!" teriak Qorin. Ia menerjang maju.

"Tornado!" putaran tornado siap untuk menghantam Qorin, namun dengan cepat Qorin menghilang dari hadapannya.

"Apa?!"

Tiba-tiba, Qorin muncul dibelakangnya.

Ketika Vero menengok ke belakang, Qorin dengan senyum sinisnya mengumpulkan kekuatan tempurnya dalam kedua tangannya.

"Terimalah ini! Stone crash!"

Anehnya, Vero tidak bergerak sama sekali sampai akhirnya batu itu menghantam tubuhnya dan membuatnya terjatuh ke tanah.

"Inilah akibatnya jika kalian menentangku…" Qorin menghilang dari tempat pertarungan.


****

Setelah mendengar cerita itu, Hanif mengangguk dan langsung berdiri. "Kita harus cepat mencari Ferynz! Fisaratku mengatakan bahwa Ferynz akan bertarung dengan Qorin."

"Fisaratku juga sama, Nif." Sahut Brilliant. "Kekuatan Ferynz tidak cukup kuat menghadapi Qorin."

"Kalau begitu, kita harus cepat-cepat menemukan Ferynz!" sahut Ganevo.

Keempat pangeran kemudian pergi mencari Ferynz.


****


Diwaktu yang sama, Ferynz berhadapan dengan Qorin. Ferynz mengenggam Silver Wave ditangan kanannya, menandakan ia siap untuk bertarung.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Ferynz bertanya dengan nada dingin.

"Kau tidak perlu tahu," Qorin lalu mencoba memberi sugesti jahat ke Elena. Ferynz tidak tinggal diam. Ia langsung menyabet tangan kanan Qorin, namun Qorin berhasil menghindar.

"Jadi kau ingin bertarung?!" Qorin benar-benar marah. "Apa kau ingin merasakan seperti yang dialami teman-temanmu?"

Ferynz mengertakkan rahangnya, namun ia berusaha fokus. "Aku tidak peduli seberapa besar resikonya!"

Qorin menerjang maju. "Dasar bodoh! Kau akan menghadapi resiko yang amat besar!"


Qorin dan Ferynz saling beradu senjata. Kali ini Qorin memakai pedangnya untuk menyerang Ferynz. Gerakan Ferynz menghindari serangan Qorin nampak seperti tarian, sangat lentur dan cepat.

"Frozen Ice!" seketika pedang Ferynz berubah menjadi es dan benda dihadapannya membeku.

"Apa cuma itu seranganmu?" Qorin memanasi Ferynz.

"Wave Rush!" Ferynz membuat gelombang air besar muncul dan siap untuk meluluhlantakkan serangan Qorin.

"Frozen ice!" gelombang itu membeku lalu hancur. Nampak di hadapan Ferynz, sekujur tubuh Qorin terluka.

"Ternyata kau hebat juga!" Qorin tersenyum sinis ke Ferynz. "Tapi kau tidak bisa mengalahkanku!"

Kemudian, Ferynz dengan cepat berhasil menyabet kaki kanan Qorin untuk melumpuhkannya.

Saat itu juga, Qorin akhirnya menyerang Ferynz bertubi-tubi sampai ke air terjun. Dengan cepat, Ferynz bersalto dan siap menghunuskan pedangnya.

"Ini seranganku, Qorin! Wave rush!" Ferynz menyerang kembali dengan gelombang tsunaminya. Kali ini ia berhasil menghindarinya dan berada di depan Ferynz.

"Selamat tinggal, pangeran tampan…." Kata Qorin pelan.

Dengan secepat kilat, ia menusukkan pedangnya ke dada Ferynz. Ferynz memegangi dadanya dan memuntahkan darah segar. Kemudian ia roboh tak sadarkan diri.

Qorin tertawa keras. "Sekarang kau tidak bisa berbuat apa-apa lagi…" kemudian ia mengubah dirinya menjadi Ferynz. "Aku akan menghabisi seorang lagi… dan tak ada yang bisa menghalangi niatku…."


****

Diperjalanan, keempat pangeran belum juga menemukan Ferynz.

"Ferynz!" Panggil Vero.

Brilliant mencoba mengutak-atik alat detektornya, tetapi alat itu tidak bisa mencari keberadaan Ferynz. "Alat ini masih error. Tempat ini dikelilingi aura negatif."

" Sepertinya aku merasakan kehadiran Qorin disini." Kata Hanif pelan. Ia berusaha agar sahabat-sahabatnya tidak panik dengan fisaratnya.

"Tunggu!" Ganevo menghentikan langkahnya. "Orang itu…. Sepertinya ia Ferynz…."

"Hah? Dimana, Vo?" Tanya Vero.

Ganevo menunjuk seseorang yang berada di atas bukit. "Itu, disana."

"Kamu tidak salah lihat, kan?"Nampaknya Brilliant tidak yakin.

"Lebih baik kita kesana saja. Siapa tahu itu Ferynz." Saran Hanif.

Keempat pangeran mendaki bukit untuk mengetahui siapa orang itu.


****


Ketika mereka sampai ke atas bukit. Ternyata orang itu adalah Ferynz. Tetapi sikapnya sedikit aneh. Ia terlihat biasa-biasa saja saat melihat keempat temannya.

"Ferynz!" Teriak Vero. "Dari tadi kamu kemana? Kalau kabur bilang-bilang padaku!"

Ganevo menyikut Vero. "Dasar bodoh! Mana ada orang kabur bilang-bilang!"

"Dasar Sirik!" Vero membalas Ganevo.

"Sudahlah! Jangan bertengkar." Hanif melerai mereka berdua. Sedangkan Ferynz dan Brilliant hanya terdiam.

Aku yakin, orang ini bukan Ferynz. Aku bisa merasakannya. Batin Brilliant. Kemudian ia menatap Ferynz dengan tatapan curiga. "Mengapa kamu bisa berada di sini?"

"Emm, aku telah bertarung dengan Qorin."

"Terus, apa yang kau lakukan dengannya?"

Ferynz yang sebenarnya Qorin mengerutkan dahinya. 'Kok mereka baik-baik saja?' Ia berbicara dengan Brilliant. "Aku nyaris saja dibunuh oleh dia. Tetapi aku berhasil membunuhnya."

"Hebat sekali kau!" seru Vero kagum. Ia menepuk-nepuk pundak Ferynz.

Ganevo yang mendengar jawaban Ferynz mulai menatap Ferynz curiga. Intuisiku sepertinya bertentangan dengan yang dikatakan Ferynz. Apa dia… bukan Ferynz?

"Ada apa, Vo?" tanya Ferynz melihat Ganevo yang terdiam.

"Emm, tidak ada apa-apa."

Hanif yang melihat kecurigaan Brilliant dan Ganevo hanya mengangguk sekali. Sejak Ferynz palsu itu datang, Ia sudah tahu bahwa orang itu bukan Ferynz, tetapi Qorin. Terlihat dari aura yang dilihat oleh Hanif.

Hanif menarik tangan Ferynz, "Aku ingin bicara denganmu."

Ferynz yang ditarik tangannya jelas kaget. Hey! Untuk apa dia menarikku?! Tapi, Ini kesempatan bagus! Peluangku semakin besar untuk membunuhnya.

"Hanif, ada urusan apa kau dengan Ferynz?" Tanya Vero.

"Aku ingin bicara dengan Ferynz secara empat mata. Kalian disini saja." Hanif mengedipkan sebelah mata ke Brilliant sebagai kode bahwa Brilliant harus mengatakan hal yang sebenarnya tentang Ferynz palsu. Brilliant mengangguk.

"Kami akan tetap disini." Kata Brilliant.


****

Sepeninggalan Hanif, Brilliant dan Ganevo berusaha meyakinkan Vero bahwa orang yang tadi itu bukanlah Ferynz.

"Ro, orang yang bersama kita itu bukan Ferynz." Kata Brilliant.

Vero kaget. "Kamu bicara apa, Brili?"

"Brili benar, Ro. Orang tadi itu bukan Ferynz. Sikapnya aneh dan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal!" Ganevo mendukung Brilliant. "Harusnya kamu menyadarinya!"

"Kalian berdua sungguh aneh!" Vero menjadi jengkel. "Jangan bikin aku pusing!"

"Begini, Ro." Brilliant menatap lekat Vero. "Tidak hanya aku dan Ganevo yang merasakannya, Hanif juga merasakannya. Kau ingat bahwa Ferynz mengatakan bahwa ia berhasil membunuh Qorin?" Vero mengangguk.

"Ia bohong. Aura Ferynz itu biru, sedangkan Qorin auranya kelabu. Karena kekuatan aura biru dan aura abu-abu sama-sama kuat." Brilliant masih mencoba menyakinkan Vero.

Vero bisa menangkap maksud Brilliant, meskipun masih bingung.

"Ro, kau tahu aku ini saudara kembar Ferynz. Tentu aku sudah tahu jika orang tadi bukanlah Ferynz,"

"Kami tidak pernah berbohong kepadamu…." Ganevo menyakinkan Vero. Akhirnya Vero mengangguk juga. Brilliant dan Ganevo bernafas lega.


****


Sesampainya ditempat yang jauh dari teman-temannya, Hanif dan Ferynz berhenti di padang rumput yang gersang.

"Aku tahu, kau bukanlah Ferynz." Hanif mengeluarkan pedangnya. "Katakan, dimana kau sembunyikan Ferynz?"

Ferynz palsu tampak terkejut. "Apa maksudmu, Nif? Aku ini Ferynz!"

"Aku tidak keberatan untuk bertarung denganmu…" Hanif mengarahkan pedangnya ke Ferynz palsu. "Jika kau tidak mau mengatakan dimana Ferynz."

Ferynz palsu tersenyum licik. " Jadi… kau pikir aku bukan Ferynz?"

"Tentu saja bukan, Qorin… apa kita harus berduel dulu untuk membuktikannya?"

"Kau memang pintar!" Dengusnya. "Namun sayangnya, kau akan kalah dalam duel ini!" Ferynz palsu kemudian kembali ke wujud aslinya, Qorin.


Mereka berdua memasang kuda-kuda sebelum berduel. Dengan tenang, Hanif memantapkan kuda-kudanya dan mengenggam erat pedangnya. Sedangkan Qorin merapalkan mantra.

Qorin mengayunkan kedua tangannya lalu berseru. "Portovemus!"


****


Mantra yang diucapkan oleh Qorin adalah mantra pemanggil pasukan kegelapan. Ia mentransferkan pasukan itu ke tempat ketiga pangeran.

"Makhluk apa ini?!" Tanya Vero bingung. "Kenapa bisa ada disini?"

"Ini bawahan Qorin! Mereka….." Ganevo tidak melanjutkan kata-katanya. Ia menepis serangan dari pasukan kegelapan.

Tetapi, Brilliant tidak ikut menghabisi pasukan kegelapan. Ia malah berlari menjauhi kedua temannya.

"Brili! Kamu mau kemana?" Teriak Vero.

Brilliant tak menjawab. Ia terus berlari, kemudian ia berteleportasi dan menghilang.

"Bagus! Tadi Hanif meninggalkan kita, sekarang Brilliant!" keluh Ganevo sambil menyerang pasukan kegelapan. Kenapa kita jadi berpencar seperti ini lagi? Batinnya.


****

Kemudian ditempat Hanif dan Qorin berduel, keadaan menjadi semakin panas, Hanif mengeluarkan elemen cahayanya, sedangkan Qorin mengeluarkan elemen kegelapannya. Tak hanya itu, mereka juga saling beradu senjata. Pedang yang saling beradu menimbulkan percikan api yang membakar rerumputan kering.

"Lightning attack!" petir menyambar tubuh Qorin.

Qorin masih berdiri tegak meskipun ditubuhnya bertambah lukanya.


Ketika Hanif melompat ke udara, Qorin mengarahkan pedangnya kearah Hanif.

CRASH!!

Pedang Qorin menebas lengan kanan Hanif. Darah segar mengalir dari lengannya.

Hanif memegang pedangnya dengan dua tangan dan berusaha lebih gesit lagi. Darah yang mengucur di lengannya tidak ia pedulikan.

"Stone crash!" batu-batu besar menghantam tubuh Hanif dan berhasil membuat Hanif jatuh tersungkur. Saat itulah kesempatan Qorin untuk membunuh Hanif. Namun tak disangka, Hanif meloncat udara dan secepat kilat menusukkan Magnificent Spirit ke arah Qorin.

"Thunder!"

CRACK!

Pedang Hanif menembus jantung Qorin. Qorinpun roboh ke tanah.


Saat Hanif menengok ke belakang, ternyata ada Vero dan Ganevo. Mereka menghampiri Hanif.

"Hanif! Apa kau…." Ganevo melihat Qorin.

"Ya, aku berhasil merobohkannya…" kemudian tubuh Qorin menghilang. "Oh, iya! Dimana Brili?"

"Aku tidak tahu, Nif. Tiba-tiba aja waktu kita menghabisi pasukan kegelapan, Brili pergi dan ketika aku tanyakan alasannya, ia malah terus berlari." Jawab Vero.

"Apa ada alasan yang jelas mengapa Brilliant pergi mendadak?" gumam Ganevo.

"Pasti ada alasannya…." Kata Hanif.

"Eh, Nif. Lenganmu kenapa?" Tanya Ganevo. Hanif baru sadar kalau lengannya terluka.

"Saat aku bertarung dengan Qorin, lenganku terkena sabetan pedang Qorin…Nanti aku akan mengobatinya sendiri. Lebih baik sekarang kita mencari Ferynz."

Ganevo dan Vero mengangguk setuju.


****

Tetapi, ketika mereka baru melangkahkan kaki, mereka melihat Brilliant sedang memapah Ferynz yang tak sadarkan diri. Ketiga pangeran segera mendekat ke mereka berdua.

"Brili! Kamu…" seru Vero.

"Maaf telah meninggalkan kalian berdua." Kata Brilliant. Iapun segera membaringkan saudaranya.

"Hanif, luka yang dialami Ferynz ini karena pedang menembus dada, tapi hampir mengenai jantung." Brilliant memberikan analisa tentang luka Ferynz. "Kamu harus bisa mengobatinya secepat mungkin." Hanif mengangguk mengerti.


Saat Hanif sedang mengobati Ferynz, Ganevo dan Vero terus mendesak Brilliant untuk menceritakan mengapa ia pergi meninggalkan mereka berdua saat melawan pasukan kegelapan.

"Ayo, Brili! Katakan alasanmu mengapa kamu meninggalkan kita terus datang-datang membawa Ferynz." Bujuk Vero.

"Aku juga ingin tahu mengapa kau bisa mengtahui keberadaan Ferynz, padahal kau bilang alat detektormu rusak." Kata Ganevo.

Brilliant menghela nafas panjang. "Baiklah. Akan aku ceritakan."


****


Alasan Brilliant mengapa ia meninggalkan Ganevo dan Vero adalah aura jahat yang sembari tadi mengelilingi tempat tadi telah berkurang, sehingga alat detektor Brilliant bisa berfungsi.


Dengan menggunakan alat detektornya, Brilliant berhasil melacak keberadaan Ferynz. Iapun berlari mendekati Ferynz. Ia melihat banyak darah menodai kemeja Ferynz. Ia memegang tangan Ferynz. Tangannya dingin seperti es.

Brilliant memeluk saudaranya dan memeriksa denyut nadinya. Ternyata denyut nadinya masih berdenyut.

"Syukurlah kamu masih hidup Ry..." Brilliant seperti berkata pada dirinya sendiri.

Ia pun memapah Ferynz dan karena ingin sampai dengan cepat, ia menggunakan teleportasi. Dan untungnya, ia bisa bertemu teman-temannya.


****


"Begitulah ceritanya…" Brilliant mengakhiri ceritanya. Kedua temannya mengerti akan hal itu.

"Harusnya kamu mengajak kami…" kata Ganevo.

"Tadinya aku juga ingin mengajak kalian berdua, namun kalian tahu sendiri, kalau tidak cepat-cepat ditolong, Ferynz bisa kehilangan nyawanya." Jelas Brilliant.

"Oh. jadi itu alasannya." Sahut Vero. Ganevo mengangguk mengerti.


Kemudian Hanif memanggil ketiga temannya. "Cepat kemari! Ferynz sudah sadar…"

Ketiga pangeran menghampiri Hanif dan Ferynz. Ferynz terbatuk-batuk dan menatap teman-temannya. Ia memegangi dadanya yang masih terasa sakit.

"Kalian…semua….ada disini?" Tanya Ferynz dengan suara pelan dan lemah.

"Kami semua mencemaskanmu, Ry…" kata Ganevo.

"Dari tadi kita mencarimu, Ry! Aku takut kamu tidak bisa kita temukan!" kata Vero setengah berteriak.

"Bagaimana kamu bisa seperti ini?" Tanya Ganevo.

"Ceritanya panjang…" Kata Ferynz. Ia terbatuk-batuk.

"Ceritanya nanti saja…" Hanif beralih ke Ferynz. "Ferynz, kondisimu masih lemah. Sebaiknya kamu istirahat dulu."

"Untuk waktu istirahatmu…." Brilliant mengecek kondisi tubuh Ferynz. "Antara 1 sampai 2 jam. Jangan bergerak terlalu banyak." Ferynz mengangguk.

"Oke! Selamat istirahat!" Vero mengedipkan sebelah matanya.

Ferynz tersenyum. Ia kembali berbaring dan memejamkan matanya untuk istirahat sejenak.

"Brilliant, bisakah kamu menjaga Ferynz sebentar?" tanya Hanif.

Brilliant mengangguk, "Tentu saja."


****

Sembari menunggu Ferynz istirahat, Vero dan Ganevo menatap lekat-lekat ke Hanif.

"Ada apa? Apa ada yang aneh denganku?" Tanya Hanif heran.

"Kok kamu bisa melumpuhkan Qorin? Sedangkan kami bertiga tidak bisa melumpuhkannya?" Tanya Ganevo.

"Iya! Kau hebat, Nif! Bagaimana cara mengalahkannya?"sahut Vero.

Hanif mengerutkan dahi. Tak lama kemudian ia tersenyum.

"Kalian salah. Seharusnya aku yang bilang kalian yang hebat." Ganevo dan Vero tertegun mendengar pernyataan Hanif.

"Kok begitu? Kan aku, Vero dan Brilliant tidak bisa melumpuhkannya. Ferynz juga."

"Justru itu. Karena Qorin telah bertarung dengan kalian berempat, tenaganya menjadi berkurang. Selain itu, karena banyaknya luka ditubuhnya menyebabkan ia kurang gesit."

"Oh," Vero melihat lengan kanan baju Hanif yang berlumuran darah. "Kenapa lengan kananmu?"

Hanif melihat lengan kanannya. "Oh, ini terkena pedang Qorin. Tapi sudah kuobati."

"Aku ingin melihat keadaan Ferynz." Hanif berdiri dan kembali ketempat dimana Ferynz istirahat.


****

Sejam kemudian, Ferynz membuka matanya lalu bangun perlahan.

"Waktu istirahatku sudah selesai, kan?" Tanya Ferynz. "Aku bosan hanya tidur-tiduran seperti ini."

Brilliant tersenyum tipis."Sebenarnya waktu istirahatmu masih banyak, tapi kalau melihat kondisi fisikmu sepertinya sudah membaik."

"Bagaimana keadaanmu, Ry?" Tanya Hanif.

"Sudah membaik."

"Ry, apa benar kamu bertarung dengan Qorin?" Tanya Ganevo. Ferynz mengangguk.

"Tapi saat bertarung, gerakanku kurang gesit. Jadinya seperti ini." Ferynz menghela nafas. "Kau tahu, Qorin telah memberi sugesti jahat kepada Elena. Tentu saja aku tidak akan membiarkannya." Mata coklat emas Ferynz menatap keempat temannya. "Terima kasih. Kalian sudah menolongku. Maafkan aku jika telah membuat kalian cemas."

"Tidak apa. Kita kan sahabat!" kata Vero dan Ganevo bersamaan.

"Kita harus berhati-hati agar kejadian yang sama tidak terulang lagi," Hanif mengedipkan matanya. "Dan aku juga berharap agar kita tidak berpencar-pencar lagi seperti tadi."

"Setuju!" kata empat pangeran.

"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!" Vero meneriakkan kata-kata yang biasa didengarnya dari Elena.

"Dalam keadaan apapun, kita tidak boleh berpencar lagi." harap Ferynz.


Akhirnya kelima pangeran berjanji dalam diri mereka masing-masing agar tidak berpencar lagi.